Beberapa bulan terakhir ini, tepatnya sekitar november 2022 tahun lalu, saya mulai rutin menulis artikel. Setidaknya dalam sebulan ada 2 atau 3 artikel yang bisa saya selesaikan di tengah-tengah kesibukan kantor. Dan mulai mengirimkan tulisan ke situs komunitas media online yang sejauh ini ada tiga artikel yang mereka publish. Masih terlalu sedikit untuk menjadi verified writer di sebuah media community. Bener-bener harus lebih giat belajar lagi nih! gimana sih nulis artikel yang bagus dan diminati media. Dan memang alasan sebenarnya mengapa saya mulai menulis artikel adalah karena katanya, menulis artikel bisa jadi cuan. Hahaha.
Artikel yang tidak berhasil dipublish maka saya posting sendiri di blog pribadi. Lumayan blog ini jadi gak sepi. Tahun lalu, saya juga mencoba menulis novel di platform online yang beberapa tahun terakhir ini sangat populer di kalangan remaja hingga ibu-ibu rumah tangga. Dan menarik nya juga sudah menyentuh mereka yang jauh di pedesaan lho. Namun, saya belum bisa konsisten menulis cerita dan gak sabar ingin segera memiliki banyak pembaca. Ya, mungkin karena motivasi utama saya tadi itu, untuk mendatangkan cuan, hahha.
Kabar gembiranya adalah, beberapa waktu terakhir ini saya jadi beneran suka menulis artikel. Menyenangkan rasanya ketika berhasil menyelesaikan sebuah artikel dan gak percaya bahwa saya berhasil menyelesaikan sebuah tulisan. Em, teknik penulisan artikel National Geographic menjadi favorit saya akhir-akhir ini dan saya berusaha mempelajarinya, yaitu teknik bercerita untuk menggambarkan ilustrasi tema yang rumit sehingga mudah dipahami.
Seperti judul saya di atas, menulis ternyata sangat melelahkan. Begitulah adanya, untuk menyelesaikan sebuah artikel sepanjang 500 kata saya bisa menghabiskan hampir separuh hari, seharian, atau bahkan hingga dini hari saya pun masih menulis. Tergantung tema yang diangkat dan referensi yang ditemukan. Ketika saya tengah tenggelam dalam tulisan, saya menjadi benar-benar lupa untuk melakukan hal yang lain. Enggan beranjak dari meja tulis atau laptop atau bahkan dari handphone, karena kalau lagi bosan menulis duduk saya akan menulis di handphone sambil berbaring. Saya juga sering mengabaikan waktu makan dan tak peduli dengan rasa lapar di perut yang sudah meronta-ronta.
Waktu akan menjadi lebih lama pada saat sedang mencari referensi tiba-tiba saya menemukan tulisan yang menarik, namun tidak sesuai dengan referensi yang saya cari. Meskipun tergoda dan sempat teralihkan, karena menemukan referensi yang beririsan dengan tema tetapi tidak sesuai dengan kerangka tulisan. Saya juga harus tetap fokus dengan tujuan penulisan artikel. Selain itu, menulis di platform online harus menyediakan ilustrasi yang cocok, nah! ini juga cukup menghabiskan waktu karena perlu mencari foto atau gambar yang menarik. Foto atau gambar juga sudah banyak tersedia di situs-situs gratis seperti unsplash.com atau freepik.com.
Di era teknologi sekarang ini kita patut bersyukur, referensi tersedia online berupa buku, jurnal, website dan lain sebagainya yang bisa dijadikan rujukan. Kebayang kan kalau harus mencari sumber keluar dan memilahnya lagi, that's why penulis yang baik harusnya dibayat mahal. Hahaha.
Well, saya akan puas melihat hasil tulisan saya setelah melalui proses editing njlimet cukup memakan waktu bagi saya. Hahaha. Semoga tahun 2023 ini menjadi tahun yang meningkatkan kompetensi dan hasil kepenulisan saya baik artikel maupun novel. Meskipun aktivitas membaca jadi berkurang, sepertinya saya perlu menemukan ritme dan jadwal rutin untuk kedua aktivitas ini. Membaca dan Menulis :)
*)Source image: Unsplash and Pinterest
No comments:
Post a Comment