Tidak hanya
mengembalikan mood menulis tetapi juga membuat situasi kembali kondusif
Saat
kelelahan kita bisa saja beristirahat dan mungkin kembali menemukan ide
tulisan, tetapi justru setelahnya sering kali kita merasa malas atau ide tulisan
tiba-tiba saja mandek dan tidak tahu harus memulainya dari mana. Kelelahan
hanyalah salah satu penyebab demotivasi dalam kegiatan menulis, masih banyak
lagi penyebab lainnya yang bahkan luput dari perhatian kita atau tak
terdeteksi.
Jangan khawatir, hal itu wajar dan kita harus mengatasinya dengan menemukan mood booster. Yuk, coba 5 ide di bawah ini:
1. Moodboard sebagai stimulan semangat menulis

Penggunaan moodboard
dalam dunia desain bukan lagi hal baru, biasanya para pekerja kreatif
menggunakan moodboard sebagai acuan dalam proyeknya. Mereka menyusun gambar
atau ilustrasi, palet warna, menyusun kata yang sesuai dengan font menarik dan
lain sebagainya. Seseorang yang memiliki latar belakang desain yaitu Cameron
Chapman menulis dalam toptal.com, bahwa salah satu tujuan moodboard adalah
untuk merangkum ide agar mudah disampaikan pada klien.
Bagi seorang
penulis moodboard seperti ini dapat diadaptasi, kita bisa membuatnya dalam
bentuk digital atau dalam bentuk fisik. Kita akan memilih gambar dari koleksi
pribadi atau dari situs gratis, kita bisa mengkurasi gambar juga menambahkan
warna dan quotation sesuai dengan topik yang kita sukai. Misalnya kita memilih
topik tentang aktivitas seorang penulis atau sebuah gambaran cerita yang pernah
terlintas sambil lalu, atau apa saja yang berhubungan dengan dunia kepenulisan
favorit kita.
Dalam bentuk
digital dapat pula memajangnya menjadi wallpaper di handphone atau di layar
laptop. Atau sengaja kita simpan dalam gallery yang sewaktu-waktu akan kita
gunakan untuk membangkitkan gairah menulis. Atau, gairah itu sudah muncul
ketika kita sedang mengerjakan moodboard.
Nah, jika kita menginginkannya dalam bentuk fisik, maka bisa saja kolase yang telah disusun tersebut dicetak dan dipajang di area meja tulis agar mudah dilihat. Bisa juga hasil kurasi foto dan gambar-gambar menarik langsung kita tempel di dinding.
2. Baca majalah yang menurutmu menarik

Majalah memiliki beragam gambar dan warna-warna
menarik, diminati berbagai kalangan dari anak kecil hingga orang dewasa. Menurut
penelitian dari MIS Research Centre University of Minnesota (t-sciences.com),
hal ini sangat relevan karena otak manusia cenderung lebih menyukai gambar dan
warna, di mana otak manusia 60.000 kali lebih cepat dalam memproses gambar
ketimbang teks.
Ketika sedang
merasa kehilangan semangat untuk menulis padahal sudah banyak ide di kepala
atau karena bingung memilih topik untuk ditulis. Cobalah buka kembali koleksi
majalah yang kita punya baik majalah fisik atau versi digital, bisa juga kita
cari majalah yang menjadi favorit dengan edisi terbaru. Dengan melihat-lihat
gambar dan cerita yang ada di sana serta sajian warna yang memanjakan mata, maka
otak akan segera menangkap stimulan ini dan memprosesnya lalu membangkitkan
kembali energi kita untuk menulis.
3. Tulis jurnal harian mengenai hal-hal yang menarik minatmu

Menulis sudah
diyakini para peneliti sebagai terapi yang mendatangkan banyak manfaat untuk
manusia. Khususnya dapat menenangkan karena kita dapat menguraikan kegelisahan dan
meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Yang ditegaskan pula dalam penelitian Dr.
James Pennebaker, PhD dan Joshua Smyth PhD (psycom.net).
Saat dalam
situasi tidak ingin menulis artikel atau cerita yang menuntut untuk berpikir
dan tentunya sebuah dorongan, kita dapat memilih mengambil jurnal harian atau
buku harian. Menulis di sana tidak perlu berpikir keras atau banyak berpikir,
tulis saja tentang hal yang membuatmu bingung dan tidak bersemangat. Dan tulis
pula tentang hal menarik yang membuatmu penasaran, coba uraikan menurut
tafsirmu saat itu jangan pikirkan benar atau salah, tugasmu hanya menulis.
Barangkali bisa
kita sebut tulisan ngalor-ngidul, namun tanpa kita sadari apa yang tengah
dilakukan adalah sebuah proses yang bisa kita samakan dengan “brainstorming”
kita menulis topik dan kita menganalisisnya sendiri. Setelah mood kembali
pulih, keinginan untuk menulis seperti biasa akan kembali mendorongmu menuju
meja tulis dan membuka laptop.
4. Ngobrol
dengan orang terdekat mengenai hal terupdate

Membicarakan
perihal terupdate atau isu-isu yang sedang viral dengan orang terdekat dengan
memberikan sudut pandang pribadi dan mendengarkan pendapat mereka tanpa
khawatir salah bicara, ini juga bisa kita katakan “brainstorming.” Dikutip dari
laman niu.edu bahwa brainstorming adalah sebuah konsep dan metode yang telah
ada sejak 70 tahun yang lalu, salah satu manfaat brainstorming adalah menemukan
solusi.
Melalui obrolan
tersebut akan memicu otak kita menjadi lebih aktif dan terlatih untuk
menganalisis. Semangat pun akan kembali untuk segera menulis.

Di kala pikiran
sedang suntuk karena berbagai macam faktor, melakukan aktivitas apa pun terasa
enggan. Jangankan kembali menulis artikel atau melanjutkan tulisan novel atau
jenis tulisan lainnya, keluar kamar saja terkadang jadi malas.
Namun, yang
perlu kita ingat adalah bahwa hanya diri sendiri yang dapat mendorong situasi
negatif keluar dari dalam diri. Dan film yang bagus akan memperbaiki mood dan
mengembalikan energi untuk beraktivitas. Film yang bagus adalah menarik dari
segi cerita dan kualitas dari keseluruhan elemen yang membentuk film tersebut.
Hal ini dijelaskan dalam penelitian MRI Fungsional dari website mentalfloss.com,
bahwa otak emosional terpicu ketika menangkap ekspresi kita saat merespon apa
yang kita lihat dalam film, jadi itulah mengapa kita perlu memilih film yang
bagus untuk kembali membawa suasana yang kondusif.
Berbagai
situasi dapat menimbulkan kekacauan dalam rutinitas kepenulisan kita, entah itu
dari dalam diri sendiri atau datang dari faktor luar yang tidak dapat
diprediksi. Dan lebih banyak lagi hal-hal yang tidak terduga, tetapi selalu ada
cara untuk mengatasinya. Maka usahakanlah! selamat kembali menulis.
*)Source image Unsplash and Freepik
No comments:
Post a Comment