THOUGHT&BOOK

5 Ide Mood Booster yang Membangkitkan Semangat Menulis

 

Tidak hanya mengembalikan mood menulis tetapi juga membuat situasi kembali kondusif


Keadaan kota yang macet saat kita terburu-buru menuju kantor atau saat pulang ke rumah, setelah seharian dengan tumpukan pekerjaan yang harus dikejar. Lalu ada hal-hal yang tak terduga misalnya seperti perubahan rencana kerja dan perintah dadakan dari atasan. Semuanya sangat melelahkan bagi kamu yang masih bekerja kantoran sambil nulis, tetapi hal serupa seperti kelelahan karena rutinitas dapat terjadi pada siapa saja.

Saat kelelahan kita bisa saja beristirahat dan mungkin kembali menemukan ide tulisan, tetapi justru setelahnya sering kali kita merasa malas atau ide tulisan tiba-tiba saja mandek dan tidak tahu harus memulainya dari mana. Kelelahan hanyalah salah satu penyebab demotivasi dalam kegiatan menulis, masih banyak lagi penyebab lainnya yang bahkan luput dari perhatian kita atau tak terdeteksi.


Jangan khawatir, hal itu wajar dan kita harus mengatasinya dengan menemukan mood booster. Yuk, coba 5 ide di bawah ini:

1. Moodboard sebagai stimulan semangat menulis

Penggunaan moodboard dalam dunia desain bukan lagi hal baru, biasanya para pekerja kreatif menggunakan moodboard sebagai acuan dalam proyeknya. Mereka menyusun gambar atau ilustrasi, palet warna, menyusun kata yang sesuai dengan font menarik dan lain sebagainya. Seseorang yang memiliki latar belakang desain yaitu Cameron Chapman menulis dalam toptal.com, bahwa salah satu tujuan moodboard adalah untuk merangkum ide agar mudah disampaikan pada klien.

 

Bagi seorang penulis moodboard seperti ini dapat diadaptasi, kita bisa membuatnya dalam bentuk digital atau dalam bentuk fisik. Kita akan memilih gambar dari koleksi pribadi atau dari situs gratis, kita bisa mengkurasi gambar juga menambahkan warna dan quotation sesuai dengan topik yang kita sukai. Misalnya kita memilih topik tentang aktivitas seorang penulis atau sebuah gambaran cerita yang pernah terlintas sambil lalu, atau apa saja yang berhubungan dengan dunia kepenulisan favorit kita.

 

Dalam bentuk digital dapat pula memajangnya menjadi wallpaper di handphone atau di layar laptop. Atau sengaja kita simpan dalam gallery yang sewaktu-waktu akan kita gunakan untuk membangkitkan gairah menulis. Atau, gairah itu sudah muncul ketika kita sedang mengerjakan moodboard.

 

Nah, jika kita menginginkannya dalam bentuk fisik, maka bisa saja kolase yang telah disusun tersebut dicetak dan dipajang di area meja tulis agar mudah dilihat. Bisa juga hasil kurasi foto dan gambar-gambar menarik langsung kita tempel di dinding.


2. Baca majalah yang menurutmu menarik

Majalah memiliki beragam gambar dan warna-warna menarik, diminati berbagai kalangan dari anak kecil hingga orang dewasa. Menurut penelitian dari MIS Research Centre University of Minnesota (t-sciences.com), hal ini sangat relevan karena otak manusia cenderung lebih menyukai gambar dan warna, di mana otak manusia 60.000 kali lebih cepat dalam memproses gambar ketimbang teks.  

 

Ketika sedang merasa kehilangan semangat untuk menulis padahal sudah banyak ide di kepala atau karena bingung memilih topik untuk ditulis. Cobalah buka kembali koleksi majalah yang kita punya baik majalah fisik atau versi digital, bisa juga kita cari majalah yang menjadi favorit dengan edisi terbaru. Dengan melihat-lihat gambar dan cerita yang ada di sana serta sajian warna yang memanjakan mata, maka otak akan segera menangkap stimulan ini dan memprosesnya lalu membangkitkan kembali energi kita untuk menulis.


3. Tulis jurnal harian mengenai hal-hal yang menarik minatmu

Menulis sudah diyakini para peneliti sebagai terapi yang mendatangkan banyak manfaat untuk manusia. Khususnya dapat menenangkan karena kita dapat menguraikan kegelisahan dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Yang ditegaskan pula dalam penelitian Dr. James Pennebaker, PhD dan Joshua Smyth PhD (psycom.net).

 

Saat dalam situasi tidak ingin menulis artikel atau cerita yang menuntut untuk berpikir dan tentunya sebuah dorongan, kita dapat memilih mengambil jurnal harian atau buku harian. Menulis di sana tidak perlu berpikir keras atau banyak berpikir, tulis saja tentang hal yang membuatmu bingung dan tidak bersemangat. Dan tulis pula tentang hal menarik yang membuatmu penasaran, coba uraikan menurut tafsirmu saat itu jangan pikirkan benar atau salah, tugasmu hanya menulis.

 

Barangkali bisa kita sebut tulisan ngalor-ngidul, namun tanpa kita sadari apa yang tengah dilakukan adalah sebuah proses yang bisa kita samakan dengan “brainstorming” kita menulis topik dan kita menganalisisnya sendiri. Setelah mood kembali pulih, keinginan untuk menulis seperti biasa akan kembali mendorongmu menuju meja tulis dan membuka laptop.

 

4. Ngobrol dengan orang terdekat mengenai hal terupdate

Berada di antara orang-orang terdekat dan berbagi cerita dengan mereka dapat membuat perasaan lebih baik, orang yang dapat dipercayai dan sangat mengenal kita. Dalam hal ini bisa keluarga atau para sahabat, karena secara psikologis manusia membutuhkan interaksi sosial yang membuatnya nyaman dan bahagia (pcycnsw.org)

 

Membicarakan perihal terupdate atau isu-isu yang sedang viral dengan orang terdekat dengan memberikan sudut pandang pribadi dan mendengarkan pendapat mereka tanpa khawatir salah bicara, ini juga bisa kita katakan “brainstorming.” Dikutip dari laman niu.edu bahwa brainstorming adalah sebuah konsep dan metode yang telah ada sejak 70 tahun yang lalu, salah satu manfaat brainstorming adalah menemukan solusi.

 

Melalui obrolan tersebut akan memicu otak kita menjadi lebih aktif dan terlatih untuk menganalisis. Semangat pun akan kembali untuk segera menulis.


5Nonton sebuah film yang bagus

Di kala pikiran sedang suntuk karena berbagai macam faktor, melakukan aktivitas apa pun terasa enggan. Jangankan kembali menulis artikel atau melanjutkan tulisan novel atau jenis tulisan lainnya, keluar kamar saja terkadang jadi malas.

 

Namun, yang perlu kita ingat adalah bahwa hanya diri sendiri yang dapat mendorong situasi negatif keluar dari dalam diri. Dan film yang bagus akan memperbaiki mood dan mengembalikan energi untuk beraktivitas. Film yang bagus adalah menarik dari segi cerita dan kualitas dari keseluruhan elemen yang membentuk film tersebut. Hal ini dijelaskan dalam penelitian MRI Fungsional dari website mentalfloss.com, bahwa otak emosional terpicu ketika menangkap ekspresi kita saat merespon apa yang kita lihat dalam film, jadi itulah mengapa kita perlu memilih film yang bagus untuk kembali membawa suasana yang kondusif.

 

   Berbagai situasi dapat menimbulkan kekacauan dalam rutinitas kepenulisan kita, entah itu dari dalam diri sendiri atau datang dari faktor luar yang tidak dapat diprediksi. Dan lebih banyak lagi hal-hal yang tidak terduga, tetapi selalu ada cara untuk mengatasinya. Maka usahakanlah! selamat kembali menulis.




*)Source image Unsplash and Freepik

No comments:

Post a Comment