Kenapa jadi bingung? Ide-ide jika dicari malah meniadakan dirinya, saat ide mencuat-cuat, entah bagaimana itu semua berlalu begitu saja. Usia berapa seharusnya kita dapat mendisiplinkan diri? Mungkin bukan sekitarku yang kacau, ada kekacauan itu sendiri dalam diriku.
Hmm, aku menemukan solusi buntu ketika mengajak diriku sendiri untuk berdialog, aku seperti tersedot dalam pusaran yang entahlah, orang-orang terlihat salah. Hanya karena mereka tak sesuai denganku? Terkadang aku merasa ada yang berkhianat, mengembalikan itu semua tidak bisa. Aku bukan orang yang biasa kembali ke titik awal dan mengulang. Walaupun aku kacau, aku terbiasa melanjutkan dan terus berlanjut.
Aku bukan orang yang kuat, dan tidak mudah menyukaiku, hanya karena aku mudah terluka. Sangat mudah bagiku untuk terdistraksi, kabut sekitarku sangat berpengaruh untuk perasaanku, bagaimana mengabaikannya? Kata orang yang sangat kucintai, diri bisa dilatih untuk mengabaikan dan memilih pikiran, tetapi satu masalah bagiku, ada yang belum selesai jauh di dalam diri.
Namun, makhluk hidup memiliki kemampuan resistan.
Aku menjadi defensif.
Resistan dan defensif tentu saja berbeda dan tidak terhubung oleh sebab akibat. Mereka ada terpisah. Mana yang lebih menguntungkan? Tergantung mana yang kita inginkan dan perlukan, seperti hal apapun, jika tak sesuai maka akan berlebihan atau kekurangan. Efek negatif muncul.
Dalam kasusku, aku resistan tapi belum sepenuhnya hanya untuk hal-hal yang cukup berat. Karena itulah, aku justru menarik diri dan bersikap defensif.
Apa yang menyebabkan seseorang tumbuh dan berkembang menjadi seperti itu? Kekecewaan? Luka masa kecil? Atau.. Apa?
Barangkali, kita memang dibentuk hari ini dari rangkaian masa-masa diwaktu yang lalu, dari diri berbentuk embrio, menjadi jabang, dan lahir menjadi bayi; anak-anak; remaja; dewasa; dan menua. Kapan kita akan selesai dengan diri dan menikmati hari ini?
Terkadang apa yang terlihat hanyalah apa yang ingin diperlihatkan, kita menjadi dualitas. Alter ego diciptakan. Kita butuh untuk eksistensi diri, walau seringkali langkah yang dipilih keliru.
Tak mengapa, kita akan mendapat apa yang perlu kita pelajari.
Dan aku, merasa sekitarku terlalu berisik. Mungkin aku dan mereka tak jauh berbeda, sama-sama menjengkelkan. Hanya saja dalam wujud masing-masing. Namun, ada yang dapat membaur dan mengabaikan yang tak perlu, atau mereka seperti bunglon yang dapat berubah warna.
Jadi, bagaimana dengan kekacauan yang kerap muncul dan membuatku bingung. Aku butuh jeda, aku butuh menemui diriku dan bicara. Semakin tua aku semakin menarik diri dah mudah terluka.
Tak mengapa, aku akan belajar dengan itu. Menemukan keteraturan diantara kekacauan.
*) source image: pinterest
No comments:
Post a Comment