Saya masih ingat ketika fiksi mini cukup populer menjadi topik di jagat twitter, dan sebetulnya 140 karakter di setiap cuitan inilah yang menjadi media untuk merangkai cerita-cerita yang sangat singkat, bernas, dan mencangkup unsur intrinsik penulisan sastra, seperti penokohan, latar, konflik, dan ceritanya memang benar-benar memiliki ending.
Tetapi, saya gak pernah berhasil membuat satu pun. Karena, menulis jenis fiksi kilat atau fiksi pendek betul-betul membutuhkan kepiawaian menggunakan kata-kata yang tepat. Sementara saya paling sulit untuk mempersingkat satu kalimat dengan hanya beberapa kata yang dianggap sudah mewakili pesan tulisan.
For Sale: Baby shoes, never worn. Ernest Hemingway
Fiksi kilat ataupun juga fiksi mini, rupanya cukup menantang untuk dibaca dalam waktu singkat. Tidak heran jika salah satu dari jenis sastra ini mampu mempengaruhi generasi muda untuk tetap membaca, dan dalam beberapa tahun terakhir fiksi kilat menjadi pilihan para penulis muda Indonesia. Gayung bersambut, karya mereka pun berulang-ulang naik cetak.
Mereka juga sangat kreatif, buku fiksi menjadi lebih beragam; misalnya buku seni grafis yang dipadupadan dengan fiksi pendek. Seperti karya-karya Marchella FP.
Ada beberapa hal mengenai fiksi kilat, yaitu:
- Ditulis hanya dengan 100-1000 kata saja.
- Terfokus hanya pada tema dan alur cerita, dimana di dalamnya sudah mencakup prolog, konflik, dan epilog.
- Tulisan fiksi kilat bukanlah sebuah kutipan namun terbangun dari satu cerita memiliki yang unsur kepenulisan sastra.
- Sejarah singkat kemunculan fiksi kilat ini adalah di tahun 1920, oleh Ernest Hemingway. Namun sebenarnya jauh sebelum itu fiksi kilat sudah sangat dekat dengan dunia sastra.
Seperti yang tengah tumbuh di dunia literasi kita, dimana karya fiksi ditulis lebih ringan, dan menggunakan pemikiran yang lebih dekat dengan kehidupan dan permasalahan kita.
Hal ini membuat kita menjadi sangat berminat untuk memiliki buku dengan tampilan yang berbeda, misalnya dengan ilustrasi keren, cerita yang langsung to the point dan pesan yang mengena. Sehingga minat baca bisa terus meningkat meskipun di tengah gempuran berbagai kecanggihan teknologi.
Hm, mungkin lain kali saya akan membahasnya lebih panjang lagi, dengan referensi yang berbeda dan lebih spesifik. Topik yang sama tentang dunia kepenulisan dan buku, seperti sebelumnya saya menulis tentang Sastra atau Fiksi Populer? Atau barangkali teman-teman bisa share di 'comment' ya... :)
*)Source Imange: Pinterest, *)Referensi: Google.
Hal ini membuat kita menjadi sangat berminat untuk memiliki buku dengan tampilan yang berbeda, misalnya dengan ilustrasi keren, cerita yang langsung to the point dan pesan yang mengena. Sehingga minat baca bisa terus meningkat meskipun di tengah gempuran berbagai kecanggihan teknologi.
Hm, mungkin lain kali saya akan membahasnya lebih panjang lagi, dengan referensi yang berbeda dan lebih spesifik. Topik yang sama tentang dunia kepenulisan dan buku, seperti sebelumnya saya menulis tentang Sastra atau Fiksi Populer? Atau barangkali teman-teman bisa share di 'comment' ya... :)
*)Source Imange: Pinterest, *)Referensi: Google.
No comments:
Post a Comment