Aku berkemas,
lima belas menit lagi nyonya Melinda akan mengingatkanku untuk segera menyeberangi
Hallstatter See. Kusempatkan membuka laptop dan mengecek email, tak ada email masuk
yang berarti. Tak ada email yang kutunggu-tunggu selama satu bulan ini, aku menghela
nafas kembali gundah. Akupun segera beralih membuka salah satu website,
berharap menemukan apa yang kucari, dan, benar saja. Namaku tidak tercantum
dalam daftar nama penulis terpilih pada sebuah ajang internasional yang pernah
ku ikuti. Pemberitahuan itu baru saja diposting, dan nama-nama penulis muda
yang mulai mengenalkan karyanya, mereka mampu menggeser namaku. Kegundahan itu
membuat sekujur tubuhku melemah, kelesuan terbit begitu saja.
Jika tempat ini
tak jua membuat darahku kembali mengalir, mungkin aku tak butuh ketenangan itu.
Sejauh apa aku menepi, mungkin jurang kelam itu bersarang dalam dadaku, jadi tak
ada guna beribu-ribu keindahan dan keselarasan yang coba kureguk.
Kulangkahkan kakiku
dengan berat, nyonya Melinda sudah menunggu. Entah kemana setelah ini, aku
masih seperti mengambang, kekecewaan tadi melengkapi kekosongan ini.
*)source image: canva&pinterest
No comments:
Post a Comment