Saya terus bertanya, kenapa buku-buku yang selama ini telah saya baca tak menjadi pengaruh apapun (nyaris) bagi saya. Tak ada manfaat yang berarti dari bacaan tersebut yang berdampak ketika saya harus mengambil keputusan berupa sikap, pemikiran, dan tindakan-tindakan semacamnya.
Semestinya kerangka berpikir akan terbentuk secara sistematis dan memiliki pola yang teratur sesuai asupan yang diserap oleh otak, misalnya dengan membaca buku-buku. Dimana informasi-informasi tersebut membentuk jaringan di sekeliling kita, kemudian berkembang menjadi habit yang signifikan.
Dan, saya mencoba sedikit mengevaluasi bagaimana interaksi saya dengan buku dan membaca, apakah saya sudah memiliki bentuk yang dapat dikatakan sebagai intensitas?
Ah! saya jadi teringat pada sebuah novel dari karya kolaborasi antara Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup, Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken :). Dalam buku ini ada cerita tentang salah satu tokohnya; seorang wanita yang menggilai semua hal yang berkaitan dengan buku. Seperti ketika aroma buku terasa melebihi kekuatan aroma terapi kayu manis, ia mengoleksi segala jenis buku, bahkan berburu buku-buku langka nan klasik. Obsesinya menjadi begitu berlebihan, karena ketertarikannya akan buku bukan hanya sebuah keinginan untuk membaca dan mengoleksi saja, namun ia memiliki ketertarikan yang tidak lazim. Bibliophile. Bibliomania.
Nah, bagaimana jika saya pun ternyata memiliki kesamaan seperti karakter tersebut? salah satu novel yang saya suka banget.
Jadi kesimpulan saya adalah?
Saya tidak pernah benar-benar memberikan prioritas waktu pada aktivitas membaca, sehingga tidak menjadi semacam rutinitas dan hanya karena waktu luang yang harus diisi. Akibatnya, banyak buku-buku yang tak selesai saya baca dan akhirnya menumpuk karena saya tak pernah berhenti membeli buku baru lagi dan lagi.
Bahkan hingga memasuki bulan mei sehari lagi, ditahun ini, saya belum menyelesaikan membaca sebuah buku pun. Dan, salah satu distraksi itu adalah smartphone.
"Maka dari itu, intensitas membaca terutama pada bacaan-bacaan yang berkualitas akan membawa pengaruh positif yang berdampak baik."
Jadi, ada baiknya sesekali kita koreksi bagaimana aktivitas membaca yang sudah kita lakukan.