THOUGHT&BOOK

Tantangan 5 Cerita Pendek



Jadi ceritanya adalah ketika saya sedang buka-buka instagram, scrolling bolak-balik gitu dan mentoklah pada satu postingan dari akun makassarwriters yang sedang ngumumin mencari penulis dari Indonesia Timur, buka link-nya sendiri ya MIWF 2019

Lalu dengan mudah saya menantang diri saya sendiri, entahlah apakah saya dengan mudah pula akan menjawabnya atau seperti sebelum-sebelumnya ketika harus menulis panjang, puluhan kali rencana akan membuat buku walaupun hanya dengan penerbit indie dan berakhir gagal hingga sekarang. Kegagalannya karena apa? karena bener-bener gak pernah dikerjain. Alasan untuk tidak sempat menulis atau gak bisa menulis itu banyak sekali, padahal saya selalu mengaku saya sangat menyukai dunia membaca dan menulis, dan profesi terakhir yang ingin saya jalani adalah sebagai seorang penulis. 

Saya selalu percaya melalui tulisan banyak hal yang dapat kita sampaikan, baik menyampaikan sebuah perubahan atau untuk melakukan perubahan. 

Indonesia memang masuk negara dengan tingkat baca yang sangat rendah dan hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap penulis-penulis Indonesia sendiri, kita masih kalah bersaing dengan negara-negara lain. Namun, kita harus melihat lebih dekat permasalahannya dimana, satu indikator yang sangat jelas adalah tingkat kesejahteraan masyarakat luas negara kita. 

Baik, saya sudah mulai bercerita kemana-mana. Sebetulnya yang ingin saya ulas adalah, atau tepatnya saya sedang mencari dan mencoba merumuskan draf-draf 5 cerita pendek saya untuk tantangan diatas. Ya, kalau misalkan gak terpilih menjadi salah satu penulis dari Indonesia Timur di MIWF 2019, setidaknya ada tulisan-tulisan panjang yang saya kerjakan. Saya agak bingung nih memulainya dari tema yang bagaimana. apa saja yang menjadi ketertarikan saya? mungkin seperti buku dan menulis, sejarah, hak asasi manusia, petualangan alam liar, sunset dan sunrise, seni rupa, kegelisahan manusia, dunia aktivis, dan politik. Saya memiliki banyak ketertarikan akan banyak hal, mungkin itu salah satu penyebab distraksi ke saya.

Katakanlah dibawah ini adalah draf yang berhasil saya susun;

Cerita Pendek #1
Pagi ini aku terbangun seperti biasa, alarm ponsel berbunyi berkali-kali. Hari senin pertama setelah seminggu aku mengambil cuti kerja, tak ada perasaan khusus ataupun berbeda, sama seperti banyak hari ketika aku berkemas mempersiapkan diri ke kantor. Aku tidak pernah bersemangat atau membawa ide-ide untuk memulai hari atau melaluinya.  Dan kenapa aku tidak melepaskan pekerjaan ini saja? Aku terjebak seperti kebanyakan karyawan lain yang masih saja tidak percaya akan diri sendiri, aku sudah terlalu lama dibawah kendali sehingga daya saingku pun melemah.

Cerita Pendek #2
Hannah tampak merenung dalam tatapannya yang lurus menembus jendela kaca yang berembun, hujan diluar sana menjernihkan udara yang berdebu beberapa hari ini, Diandra meletakan tumpukan buku diatas mejanya seperti yang ia minta kemarin sore.
"Aku pulang sebentar lagi setelah kamu cerita apa yang kali ini membuatmu tampak gusar Han?" tegur Diandra yang telah berdiri disampingnya, ikut menatap keluar jendela. Hannah menoleh padanya, menatapnya beberapa saat lalu beralih melirik tumpukan buku-buku yang tadi dibawanya.
"Aku membaca beberapa pola yang berulang Dra, seperti yang kita ketahui mempelajari sejarah berarti sama saja seperti membaca rangkaian pola-pola yang dibentuk oleh waktu dan peristiwa. Walaupun hal tersebut dapat ditulis oleh siapapun yang pada saat itu memenangkan situasi, itulah kenapa aku minta kamu membawakanku beberapa buku referensi."

Cerita Pendek #3
Buku-buku membawa berbagai aroma dari waktu ke waktu dan dari segala penjuru tempat, kesunyian yang mengguncang dan ingar-bingar gemerlap yang tak pernah tersentuh. Lembar-lembarnya menyimpan aneka ingatan dan kenang yang menghidupkan juga membuat beberapa saat terpaku disana. Setiap kata-kata menjadi rangkaian harapan, menulisnya membuatku merasa melakukan sesuatu yang melampaui waktuku sekarang. Mengembara seperti para pengembara dari lembah-lembah menakutkan dan mendaki gunung-gunung ponggah. 
Bahwa aku mampu menuliskan perubahan, dari semua perubahan yang ingin aku buat aku hanya ingin mereka menemukan ruangku berpikir, berbincang, kemudian berdiskusi memetakan semua mimpi yang dicatat oleh waktu. 

Cerita Pendek #4
Seluruh Indonesia sedang menanti-nanti acara debat capres-cawapres putaran pertama di 2019 ini, Andrea pun demikian, banyak catatan dikepalanya yang ingin ia tuangkan, ia yang selama ini tak pernah benar-benar perduli akan keadaan politik bahkan dinegerinya sendiri. Seperti kebanyakan anak muda masa sekarang atau lebih dikenal sebagai generasi millenial, mereka adalah salah satu golongan kaum apatis mayoritas. Itu menurut Andrea setelah berdiskusi panjang bersama suaminya pada salah satu kencan makan malam mereka sebagai pasangan pengantin yang baru saja merayakan penyatuan suci, mereka adalah pasangan yang saling melengkapi dan juga saling mempengaruhi.

Cerita Pendek #5
"Kangen berpetualang lagi gak sih Han?" Hendi tiba-tiba sudah berdiri tepat didepannya, Hannah menurunkan kamera yang tadi ia bidikan pada lanskap jauh dibelakang Hendi. Ingatannya lalu melayang pada kali terakhir perjalanannya pada pendakin beberapa gunung yang masuk 7 puncak tertinggi di Indonesia, kerinduan itu seketika menelusup dan bersamaan dengan itu perasaan yang selama ini menyiksanya membuih kembali, cepat ia mengalihkan kilatan-kilatan kenang itu.
"Saya masih berpetualang sampai saat ini Hen, hanya saja medianya berbeda." 
"Yah, mungkin apa yang sekarang kamu kerjakan adalah bentuk petualangan baru bagimu, kehidupan masyakat ekonomi tingkat rendah, anak-anak jalanan, korban tindak kekerasan hak asasi manusia, dan sebagainya. Kamu mendapat tantangan baru, bagus."
"Apa yang salah?"
"Kamu." Hendi berlalu dengan lekas dan tatapan terakhir yang tampak sangat kesal dan bosan.

Dan, demikianlah lima draf cerita pendek yang detailnya hanya saya simpan dipikiran saya, mungkin nanti akan saya pindahkan terlebih dahulu kebuku catatan sebelum mengembun oleh kesibukan dan kesibukan yang selalu menemukan cara untuk menjadi alasan. Gak nyangka juga sih, bisa mencatatnya sekali waktu begini, walaupun bahannya masih sangat mentah.

Evaluasinya adalah, saya kesulitan menemukan konflik yang membentuk klimaks dimana cerita-cerita yang saya tuliskan seharusnya membentuk rangkaian yang berpola atau membentuk ciri dan menyampaikan pesan utuh. 



*)Source image: Google.





No comments:

Post a Comment