Kau tahu? Beribu-ribu yang akan kita diskusikan tak akan pernah sampai pada pemahaman kita masing-masing, karena ku rasa, bukan lagi logika atau keterbukaan yang menguasai kita. Jauh sebelum ini, friksi selalu terabaikan di sudut-sudut ruang damai yang kita miliki, tetapi tidak kini, bukan lagi tak mungkin namun ku rasa, kita memerlukan waktu dan peristiwa. Ini tentang pikir anak-anak manusia, dan yang kita butuhkan adalah hati.
Aku menunduk diam menatap ujung sepatu ku, talinya ku biarkan tak terikat, dan kau tahu? Itulah kita. Ku lepaskan ikatan yang selama ini membuat aman langkah-langkah kita lalu kita tampak indah. Dan semua itu begitu harmonis tanpa kita sadari apakah aku akan tetap memakai sepatu yang sama dalam keadaan yang sudah tak lagi sama? Aku tak tahu, sampai aku lepaskan ikatan itu lalu berjalan sendirian, aku sedikit berlari dalam badai kecil di hati ku.
Hujan sedikit mereda, tapi gerimis mengajak ku berdialog sengit.
Kopi telah menjadi dingin, aromanya menjadi sama meskipun ia telah tumbuh di ujung-ujung timur Indonesia. Sahabat, kepala ku agak pening. Kita lanjutkan perbincangan ini kala mentari pagi belum lagi terik, semoga aku tak lagi diam~
2010-2012.