THOUGHT&BOOK

November 20, 2018

Bukan diskusi

by , in

Hujan dan baunya menyelimuti sore yang telah hampir habis, aku pernah datang kepada mu lalu kita duduk di bangku-bangku kayu dan aroma kopi bajawa dihadapan kita lekas menawarkan hening.
Kau tahu? Beribu-ribu yang akan kita diskusikan tak akan pernah sampai pada pemahaman kita masing-masing, karena ku rasa, bukan lagi logika atau keterbukaan yang menguasai kita. Jauh sebelum ini, friksi selalu terabaikan di sudut-sudut ruang damai yang kita miliki, tetapi tidak kini, bukan lagi tak mungkin namun ku rasa, kita memerlukan waktu dan peristiwa. Ini tentang pikir anak-anak manusia, dan yang kita butuhkan adalah hati.
Aku menunduk diam menatap ujung sepatu ku, talinya ku biarkan tak terikat, dan kau tahu? Itulah kita. Ku lepaskan ikatan yang selama ini membuat aman langkah-langkah kita lalu kita tampak indah. Dan semua itu begitu harmonis tanpa kita sadari apakah aku akan tetap memakai sepatu yang sama dalam keadaan yang sudah tak lagi sama? Aku tak tahu, sampai aku lepaskan ikatan itu lalu berjalan sendirian, aku sedikit berlari dalam badai kecil di hati ku.
Hujan sedikit mereda, tapi gerimis mengajak ku berdialog sengit.
Kopi telah menjadi dingin, aromanya menjadi sama meskipun ia telah tumbuh di ujung-ujung timur Indonesia. Sahabat, kepala ku agak pening. Kita lanjutkan perbincangan ini kala mentari pagi belum lagi terik, semoga aku tak lagi diam~
2010-2012.
November 20, 2018

Anomali. Distraksi. Kontemplasi.

by , in

Riak-riak air berkecipak dipermukaaan telaga/sesosok bayangan menari dibawah wewangian senja/malam tak biasa berkabut, dalam hampa diujung dialog/pagi menjelma begitu terik, hamparan tanya menjadi ilusi.
Jawab.
Diamlah.
Tak ada diskusi sepanjang dini hari/ tengadah di lengkung langit.
Hening dalam lingkaran hutan basah/hirup dalam aroma tanah/sendiri diambang delusi.
Diamlah.
Kontemplasi.

November 20, 2018

Subuh

by , in

Subuh begitu lekas, ku dengar detak jantung|
Azan begitu sayup terbawa angin mengikuti alir sungai|
Percikan senja senyap, menjadi alunan sinema|
Dingin malam musim penghujan berganti begitu cepat|
Aku berbicara lalu hanya diam saja, menyaksikan. Ada definisi yang tak sampai ujung|
Wacana yang berantakan seperti polaris yang meledak|
Buku-buku saling berebut mengatakan isi pikirannya, ada yang mereka sebut khayal ada yang mereka katakan ‘ini ilmiah`|
Masa demi masa terbang membubung layaknya helai-helai bunga dandelion|
Begitu cepat|
Ketika pagi ini tak lagi sama seperti sore kemarin.