THOUGHT&BOOK

December 02, 2018

Ketika rindu...

by , in
Aku merindukan kabut pagi, putih yang pekat, namun ringan menyelimuti hamparan hutan sekitar, segala kehijauannya. Ada irama hening, namun bening menelusupi setiap aliran hirupku.
Aku menceritakan tentang kabut pagi, suatu pagi dan banyak hitungan pagi. Dimana pandanganku sesaat berbatas dan pikiranku menjangkau segala kemungkinan yang akan kemudian terjadi.
Bagaimanapun aku jatuh rindu pada kesejukan kabut pagi. Sebuah analogi suatu ketika pikiran manusia. Dimana yang kita butuhkan hanyalah sebuah sikap tenang, bahwa keadaan ada dalam solusi kejernihan pikiran kita.
December 02, 2018

Kerinci Rinjani

by , in
Perjalanan.
Belantara. Menanjak. Hujan. Berlumpur. Kabut petang. Negeri diatas awan. Dingin menusuk tulang. Jalur kerinci. Badai. Batas vegetasi. Hamparan pasir dan bebatuan. Sesak aroma belerang. Gunung vulkanik. Kawah. Di puncak dan tertawa. Matahari meninggi. Angin semakin kencang. Ayo bergegas turun. Kampung pendaki. Segelas teh panas Kayu Aro.
Belantara. Menanjak. Kabut ketinggian. Danau Gunung Tujuh. Berbagi tawa.
Ada yang tersisa.
Kereta sore.
Nasi pincuk di stasiun.
Sabana. Jauh. Hijau dan biru. Perbukitan. Menanjak. Sunset. Dingin ketinggian. Sunrise, sunset dan Sembalun. Persahabatan dan cerita malam. Bergerak dini hari. Melangkah diatas tebing. Pasir dan bebatuan sisa letusan. Gunung vulkanik. Dingin dan lelah. Aroma belerang lalu kawah. Di puncak yang seringkali diperbincangkan para pendaki. Bersuka-cita bersama Dewi Anjani. Matahari meninggi. Terik membuat dehitrasi. Ayo bergegas turun.
Menuruni perbukitan dalam hujan. Segara Anak teduh begitu dekat mata, hijau toska. Hutan Cemara dan ilalang berkabut. Sunset, sunrise dan Senaru.
Jauh. Menuruni perbukitan kemudian mie rebus disebuah gubuk.
Pulang.
Rinjani 2014.
November 20, 2018

Bukan diskusi

by , in

Hujan dan baunya menyelimuti sore yang telah hampir habis, aku pernah datang kepada mu lalu kita duduk di bangku-bangku kayu dan aroma kopi bajawa dihadapan kita lekas menawarkan hening.
Kau tahu? Beribu-ribu yang akan kita diskusikan tak akan pernah sampai pada pemahaman kita masing-masing, karena ku rasa, bukan lagi logika atau keterbukaan yang menguasai kita. Jauh sebelum ini, friksi selalu terabaikan di sudut-sudut ruang damai yang kita miliki, tetapi tidak kini, bukan lagi tak mungkin namun ku rasa, kita memerlukan waktu dan peristiwa. Ini tentang pikir anak-anak manusia, dan yang kita butuhkan adalah hati.
Aku menunduk diam menatap ujung sepatu ku, talinya ku biarkan tak terikat, dan kau tahu? Itulah kita. Ku lepaskan ikatan yang selama ini membuat aman langkah-langkah kita lalu kita tampak indah. Dan semua itu begitu harmonis tanpa kita sadari apakah aku akan tetap memakai sepatu yang sama dalam keadaan yang sudah tak lagi sama? Aku tak tahu, sampai aku lepaskan ikatan itu lalu berjalan sendirian, aku sedikit berlari dalam badai kecil di hati ku.
Hujan sedikit mereda, tapi gerimis mengajak ku berdialog sengit.
Kopi telah menjadi dingin, aromanya menjadi sama meskipun ia telah tumbuh di ujung-ujung timur Indonesia. Sahabat, kepala ku agak pening. Kita lanjutkan perbincangan ini kala mentari pagi belum lagi terik, semoga aku tak lagi diam~
2010-2012.
November 20, 2018

Anomali. Distraksi. Kontemplasi.

by , in

Riak-riak air berkecipak dipermukaaan telaga/sesosok bayangan menari dibawah wewangian senja/malam tak biasa berkabut, dalam hampa diujung dialog/pagi menjelma begitu terik, hamparan tanya menjadi ilusi.
Jawab.
Diamlah.
Tak ada diskusi sepanjang dini hari/ tengadah di lengkung langit.
Hening dalam lingkaran hutan basah/hirup dalam aroma tanah/sendiri diambang delusi.
Diamlah.
Kontemplasi.

November 20, 2018

Subuh

by , in

Subuh begitu lekas, ku dengar detak jantung|
Azan begitu sayup terbawa angin mengikuti alir sungai|
Percikan senja senyap, menjadi alunan sinema|
Dingin malam musim penghujan berganti begitu cepat|
Aku berbicara lalu hanya diam saja, menyaksikan. Ada definisi yang tak sampai ujung|
Wacana yang berantakan seperti polaris yang meledak|
Buku-buku saling berebut mengatakan isi pikirannya, ada yang mereka sebut khayal ada yang mereka katakan ‘ini ilmiah`|
Masa demi masa terbang membubung layaknya helai-helai bunga dandelion|
Begitu cepat|
Ketika pagi ini tak lagi sama seperti sore kemarin.