Dan menjelang dini hari, aku menyeberang ke Bali dari Lombok menuju Kuta, setelah pendakian ke Rinjani dan menikmati semalam di Gili Trawangan.
Aku menyewa kamar murah di jalan poppies II, pusat keramaian
pantai Kuta, jalan Legian, dan pantai Seminyak. Setibanya pagi dan hujan kecil
menyambut, menjelang siang aku menyewa motor menuju Ubud yang menjadi tujuanku,
tentu disini sangat berbeda karena merupakan desa yang masih cukup alami namun
dipenuhi para seniman, gallery sepanjang jalan memanjakan kekagumanku… aku
singgah disebuah gallery indi, mungkin, karena disebuah bekas bangunan
bertingkat yang letaknya agak tinggi dari jalan raya, lukisannya beragam, ada
juga studionya. Lalu tujuan selanjutnya adalah museum Antonio Blanco, hmm…
pencinta wanita, haha.. takjub disana dan walaupun belum mengelilingi seluruh
Ubud, tapi aku cukup puas, sayang hanya sempat sehari di Bali, gunung Agung dan
danau Kintamani juga tarian di GWK belum aku sambangi juga museum-museum lukis
lain disini, next time-lah…
Aku tertarik ke Ubud, karena budaya seni
masyarakatnya dan pernah (masih) bercita-cita akan mengikuti writer and reader
ubud festival :D
Selanjutnya aku mengejar matahari terbenam kembali,
perjalanan disini penuh dengan kesasar dan mengandalkan maping di smartphone
juga tanya-tanya, akhirnya aku menikmati senja manis di pantai Seminyak hingga
malam membuat letih. Esok selepas subuh aku menuju pantai nusa dua berburu
sunrise merah diujung jembatan batu, karena mendung dan gerimis jadi tidak
terlalu istimewa namun cukup membawa nuansa… aku benar-benar memanfaatkan waktu
sesaat ini, hmm,, dan terus menikmati tarian ombak di pantai Kuta.
Menjelang siang aku menuju terminal Ubung untuk
melanjutkan ke Gilimanuk dan menyeberang ke pelabuhan Ketapang, sayang kereta
siang, sore, dan malam tak sempat terkejar juga karena tiket habis oleh musim
liburan, dan nasi pincuk tak juga dapat karena masih terlalu sore. Bus
banyuwangi menuju bungur asih lanjut damri ke bandara Juanda, penerbangan jam 06.05 pagi, J